Minggu, 21 Oktober 2007

Al-Kahfi bareng La-Tahzan


Lam lem kom….@*#*@

Lagi paen nech…Al-Kahfi?, 0o….lg photo bareng La-Tahzan ya…?, wah…Keran abis nich. Boleh donk…kita ikutan photo juga. He he he…..

Minggu, 23 September 2007

Hanya pada-Mu aku kembali ya Allah….




Astaghfirullah…Hamba Mohon Ampun Ya Allah…
sudah kesekian kalinya , Hamba lalai untuk khusyu’ menghadap-Mu ya Allah…
hamba merasa seakan-akan sudah tidak pantas lagi untuk bertaubat padaMu, Wahai Dzat Yang Maha Pengampun
Namun, perasaan hina dan dosa yang begitu banyaklah yang menggiring hamba untuk terus mendekat kepada-Mu, untuk memohon ampun atas dosa-dosaku…dosa-dosa yang seolah tak pernah meninggalkan diriku..

ya Allah…
Inilah aku apa adanya,
hamba yang paling berdosa di antara sekian milyar hamba-Mu yang shalih
aku yang jatuh bangun untuk berusaha mendekat dengan-Mu, walaupun lebih sering jatuh dibanding aku bangun untuk kembali kepada-Mu


aku sudah bosan dengan perilakuku yang begitu memalukan dihadapanmu
perilaku manusia-manusia yang ingkar atas nikmatmu
perilaku manusia yang tidak bersyukur atas segala kasih sayang-Mu padaku

ya Allah…
inilah aku aku apadnya,
kuingin…sekali menghadap kepada-Mu dengan penuh rasa cinta dalam hatiku…
rasa cinta yang kupersembahkan untuk-Mu semata ya Allah…
namun, apalah daya , aku hanya seorang manusia biasa
yang mudah sekali untuk bermaksiat dihadapan-Mu
yang begitu ringan untuk melangkahkan kakiku untuk lebih mencintai dunia ini ya Allah…
yang kadang lisan ini begitu mudahnya untuk berdusta, walaupun aku tahu…
bahwa Engkau selalu Maha Mengetahui atas segala apa yang ada dalam hati ku, dalam penglihatanku, dalam pendengaranku, dan segala gerak-gerik tubuh kecil ini…

ya Allah…
inilah aku apa adanya,
hamba yang tak pernah bosan untuk menulis dan terus menulis setiap waktu
setiap aku merasa begitu hina dan lemah di hadapan-Mu
setiap aku yakin bahwa aku ini tidak ada apa-apanya di dalam segala kebesaran-Mu

ya Allah…
janganlah Engkau jadikan aku orang yang berputus asa dari rahmat-Mu
untuk senantiasa rindu dan mencintai-Mu di setiap waktu dan setiap tempat
untuk selalu berusaha mendekat kepada-Mu
dengan sholatku di rumah-Mu…
dengan puasaku di bulan suci milik-Mu…
dengan hajiku di tanah suci milik-Mu…
bahkan juga dengan kesaksianku yang seolah sering terkoyak oleh sikap ingkarku kepada-Mu
juga dengan zakatku untuk mensucikan harta benda karunia-Mu yang Engkau titipkan kepadaku

ya Allah…
ampunilah aku kalau pagi ini aku bermaksiat kepada-Mu,
aku lalai untuk sholat berjamaah di rumah-Mu,
aku lupa untuk selalu mengingat-Mu,
dan Engkau tunjukkan kebesaran-Mu terhadapku,
betapa besar kemurkaan-Mu atas sikap dustaku ini,

Ampunilah hamba yang lemah ini ya Allah..
kuingin rangkai kata-kata cinta untuk-Mu, Duhai Dzat Yang Maha Mengasihi…
namun, mana pantas hamba yang kecil dan hina ini untuk merangkainya
sedangkan aku, masih diliputi oleh noda dan dosa kepada-Mu
akan tetapi…
aku yakin, Bahwa Engkau kan memberikan yang terbaik padaku…
untuk kembali bertaubat dan berusaha untuk terus mencintai-Mu
dengan imanku…
dengan rasa takutku, rasa hinaku…
dengan amalku…
dan dengan segala hal yang kau karuniakan kepadaku…
aku tak akan berputus asa di tengah jalan panjang ini
jalan panjang menuju keridhoan-Mu
aku kan terus bangun, walaupun seringpula aku jatuh di lembah kegelapan
aku tak akan mundur, aku kan terus berjuang…
aku kan terus memohon kepada-Mu untuk memberikan ampunan-Mu kepadaku
kepada orang yang penuh dosa ini..
aku…kan berusaha untuk menangis dihadapanMu, di setiap waktu hidupku

ya Allah…
saksikanlah..dengan tulisan ini,
dengan rangkaian kalimat kecil ini,
hamba-Mu yang penuh dengan keburukan ini ingin kembali kepada-Mu
untuk kembali berjuang menapaki jalan-Mu yang panjang dan berliku…
untuk kembali menegakkan kalimat-Mu,
di bumi-Mu yang aku menginjakkan kakiku di atasNya
Allah…berikanlah aku kekuatan untuk istiqomah di jalan-Mu
untuk bersemangat menyambut seruan-Mu…
jadikanlah setiap amalku menjadi saksi di akhirat nanti
matikanlah aku dalam syahid di jalan-Mu
dengan hati tersenyum menghadap-Mu
wahai Sang Pemilik hati
matikanlah aku, ibu bapakku, saudaraku, kaum muslimin semua dalam khusnul khotimah…
kumpulkanlah bersama orang-orang shalih pada hari di mana semua amalku dipertimbangkan
masukkanlah aku dan keluargaku bersama deretan orang yang berbahagia di surga
di surga firdausMu…

Allahu akbar
Allahu Akbar
Allahu Akbar

Hati-Hati Virus Merah Jambu

Tetap istiqomah, Ukhti. Selamat berjuang. Semoga Allah menyertai anti.

Sender : Ikhwan +62817xxx

Senyum timbul dari cakrawalanya dengan malu-malu. Serasa ada hangat menyelusup dada dan membuat jantung berdegup lebih cepat. Otaknya pun sekejap bertanya, ”Ada apa? Sungguh, bukan apa-apa. Aku hanya senang karena ada saudara yang menyemangatiku.” Si akhwat menyangkal hatinya cepat-cepat. Dan ia bergegas meninggalkan kamarnya, ada dauroh. Ia berlari sambil membawa sekeping rasa bahagia membaca SMS tadi yang sebagian besar bukan karena isinya, melainkan karena nama pengirimnya.


Ana lagi di bundaran HI, Ukhti. Doakan kami bisa memperjuangkan ini.


Sender : Ikhwan +628179823xxx

Untuk apa dia memberitahukan ini padaku. Bukankah banyak ikhwan atau akhwat lain? Nada protes bergema di benaknya. Tapi di suatu tempat, entah di mana ada derak-derak yang berhembus lalu. Derak samar bangga menjadi perempuan yang terpilih yang di-SMS-nya.


Pagi itu, handphone kesayangannya berbunyi.


Ukhti, Selamat hari lahir. Semoga hari-hari yang dijalani lebih memberi arti.

Dada membuncah hampir meledak bahagia. Dia bahkan ingat hari lahirku! Dibacanya dengan berbunga-bunga. Tapi pengirimnya

Sender : Akhwat +6281349696xxx

Senyum tergurat memudar. Tarikan napas panjang. Kecewa, bukan dari dia. Ringtone-nya berbunyi lagi.

Ukhti, Selamat hari lahir. Semoga hari-hari yang dijalani lebih memberi arti.

Sender : Ikhwan +628179823xxx

Dia! Semburat jingga pagi jadi lebih indah berlipat kali. Senyumnya mengembang lagi. Dan bunga-bunga itu mekar-lah pula.


Cerita di atas tadi selurik gerak hati seorang akhwat di negeri antah berantah yang sangat dekat dengan kita. Gerak hati yang mungkin pernah bersemayam di dada kita juga. Bisa jadi kita mengangguk-angguk tertawa kecil atau berceletuk pelan, ”Seperti aku nih,” saat membacanya. Hayo ngaku! He he he

Mari kita cermati fragmen terakhir dari cerita tadi. Kalimat SMS keduanya persis sama, yang intinya mengucapkan dan mendoakan atas hari lahir (mungkin mencontek dari sumber yang sama he he he). SMS sama tapi berhasil menimbulkan rasa yang jelas berbeda. Karena memang ternyata lebih berarti bagi si akhwat adalah pengirimnya, bukan apa yang dikatakannya.

Namun sebenarnya, apakah Allah membedakan doa laki-laki dan perempuan? Mengapa menjadi lebih bahagia saat si Gagah yang mendoakan? Semoga selain mengangguk-angguk dan tertawa kecil, kita juga berani memandang dari sudut pandang orang ketiga. Dengan memandang tanpa melibatkan rasa (atau nafsu?), kita akan bisa berpikir dengan cita rasa lebih bermakna.

Konon, cerita tadi terus berlanjut.

Suatu hari yang cerah, sang akhwat mendapat kiriman dari si ikhwan itu. Sebuah kartu biru yang sangat cantik. Tapi sayang, isinya tidak secantik itu. Menghancurkan hati akhwat menjadi berkeping-keping tak berbentuk lagi. Kartu biru itu adalah kartu undangan pernikahan si ikhwan. Dengan akhwat lain, tentu saja. Berbagai Tanya ditelannya. Mengapa dia menikah dengan akhwat lain? Bukankah dia sering mengirim SMS padaku? Bukankah dia sering me-miscall ku untuk qiyamull lail? Bukankah dia ingat hari lahirku? Bukankah dia suka padaku? Mengapa? Mengapa???

Dan air mata berjatuhan di atas bantal yang diam. Teman, jangan bilang, yaa!!! dia hanya tidak tahu, ikhwan itu juga mengirimkan SMS, miscall, mengucapkan selamat hari lahir dan bersikap yang sama ke berpuluh akhwat lainnya!

Ironis. Sedih, tapi menggelikan, menggelikan tapi menyedihkan. Sekarang siapa yang bisa disalahkan? Akhwat memang seyogiyanya menyadari dari awal, SMS-SMS yang terasa indah itu bukan tanda ikatan yang punya kekuatan apa-apa. Siapa yang menjamin bahwa ikhwan itu ingin menikahinya? Bila ia berharap, maka harapanlah yang akan menyuarakan penderitaan itu lebih nyaring.

Tetapi para ikhwan juga tak bisa lari dari tanggung jawab ini. Allahualam apapun niatnya, semurni apapun itu, ingatlah, SMS melibatkan dua orang, pengirim dan penerima. Putih si pengirim, tak menjamin putihnya juga si penerima. Bisa jadi ia akan berwarna merah muda. Merah muda di suatu tempat di hati atau menjadi rona di pipi yang tak akan bisa disembunyikan di depan Allah.

Bagi perempuan, SMS-SMS dan bentuk perhatian sejenis dari laki-laki bisa menimbulkan rasa yang sama bentuknya dengan senyuman, kedipan menggoda, dan daya tarik fisik perempuan lainnya bagi laki-laki.

Menimbulkan sensasi yang sama. Ketika perempuan bertanya berbagai masalah pribadinya padamu, seringkali bukan solusi yang ingin dicari utamanya. Melainkan dirimu. Ya, sebenarnya perempuan ingin tahu pendapatmu tentang dia, apakah dirimu memperhatikannya, bagaimana caramu memandang dirinya. Dirimu, dirimu, dan dirimu, dan kami ”kaum hawa”- sayangnya, juga memiliki percaya diri yang berlebihan, atau bisa dibahasakan lain dengan mudah Ge-Er Jadi, tolong hati-hati dengan perhatianmu itu.

Paling menyedihkan saat ada seorang aktivis yang tiba-tiba berkembang gerak dakwahnya atau semangat qiyamul lailnya karena terkait satu nama. Naudzubillah tsumma naudzubillah. Ketika kita menyandingkan niat tidak karena Allah semata, maka apalah harganya! Apa harganya berpeluh-payah bukan karena Dia, tapi karena dia. Seseorang yang sama sekali bukan apa-apa, lemah seperti manusia lainnya.

Laki-laki dan wanita diciptakan berbeda bukan saling memusuhi, bukan juga saling bercampur tak bertepi, tapi semestinya saling menjaga diri. Secara fisik, emosional, atau kedua-duanya. SMS tampak aman dari pandangan orang lain, hubungan itu tak terlihat mata. Tapi wahai, syetan semakin menyukainya. Mereka berbaris di antara dua handphone itu. Maka dimanapun mereka berada, syaitan tetaplah musuh yang nyata!

Wahai akhwat, bila kau menginginkan SMS-SMS itu, tengoklah inbox-mu. Bukankah disana tersusun dengan manis SMS-SMS dari saudarimu. Saudari-saudarimu yang dengan begitu banyak aktivitas, amanah, kelelahan, dan kesedihan yang sangat memerlukan perhatianmu. Juga begitu banyak teman-temanmu yang belum mengenal Islam menunggu kau bawakan SMS-SMS cahaya untuk mereka.

Ada saatnya. Ya, ada saatnya nanti handphone kita dihiasi SMS-SMS romantis. SMS-SMS yang walaupun hurufnya berwarna hitam semua, tapi tetap bernadakan merah muda. Untuk seseorang dan dari seseorang yang sudah dihalalkan kita berbagi hidup, dan segala kata cinta di alam semesta.

Cinta yang bermuara pada penciptaNya. Cinta dalam Cinta. Bersabarlah untuk indah itu.


Ummi, abi lagi ngisi ta’lim di kampus pelangi. Di depan abi ada beribu bidadari-bidadari berjilbab rapi, tapi tak ada yang secantik bidadariku di istana Baiti Jannati. Miss u my sweety.



Abi, yang teguh ya, pangeranku, rumah ini terasa gersang tanpa teduh wajahmu. Luv yaa

Ya, hanya untuk dia kita tulis the Pinkest Short Massage Services. SMS-SMS paling merah muda










Sabtu, 15 September 2007

RENUNGAN ROMADHAN TO ALL KADER

*^* ROMADHAN PENUH BERKAH *^*
Oleh :

Fadhilatul Ustadz Abu Auf Abdurrahman Attamimi


إِنَّ الْحَمْدَ للهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ وَنَعُوْذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ َسيِّئَاتِِ أَعْمَالِنَا مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنْ لاَ اِلهَ إِلاَّ َّاللهُ وَحْدَهُ لا َشَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ. أَمَّا بَعْدُ فَإِنَّ أَصْدَقَ الْحَدِيْثِ َكلاَمُ اللهِ وَخَيْرَ الْهَدْيِ هَدْيُ مُحَمَّدٍ وَشَرَّ اْلأُمُوْرِ مُحْدَثَاتُهَا فَكُلُّ مُحْدَثَةٍ بِدْعَةٌُ وَكُلُّ بِدْعَةٍ ضَلاَ لَةٌ وَكُلُّ ضَلاَ لَةٍ فِى النَّارِ.

Sungguh sangat menggembirakan sekali dengan datangnya bulan Ramadhan yang penuh berkah ini, bulan diturunkannya Al-Qur’an yang merupakan petunjuk bagi manusia, dan penjelasan-penjelasan tentang petunjuk itu, serta sebagai pembeda antara yang haq dan yang batil. Bulan Ramadhan merupakan bulan yang di dalamnya terdapat suatu malam yang lebih baik dari seribu bulan sebagaimana difirmankan oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala :


إِنَّا أَنْزَلْنَاهُ فِي لَيْلَةِ الْقَدَرِ وَمَا أَدْرَاكَ مَا لَيْلَةُ الْقَدَرِ لَيْلَةُ الْقَدَرِ خَيْرٌ مِنْ أَلْفِ شَهْرٍ

“Sesungguhnya Kami telah menurunkan (Al Qur’an) dalam suatu malam yang mulia. Tahukah kamu apakah malam yang mulia itu?Malam kemuliaan itu lebih baik dari seribu bulan” (Al Qadr : 1-3)

Selain itu bulan yang penuh berkah ini adalah bulan ibadah sebagaimana telah dikabarkan oleh Nabi Shallallahu ‘alaihi wa Sallam, bahwasanya beliau memberikan berita gembira kepada para sahabatnya dengan kedatangan bulan Ramadhan ini, dimana bulan ini Allah Subhanahu wa Ta’ala membuka pintu-pintu surga, menutup pintu-pintu neraka, dan dibelenggunya syaithan-syaithan.

Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Sallam bersabda :

إِذَا كاَنَ أَوَّلُ لَيْلَةٍ مِنْ شَهْرِ رَمَضَانَ صُفِِّدَتْ الشَّيَاطِيْنُ وَمَردَة ُالجِنِّ وِغُلِّقَتْ أَبْوِبُ النَّارِ فَلَمْ يُفْتَحْ مِنْهَا بَابُ وَ فُتِِّحَتْ أَبْوَبُ الجَنَّةِ فَلَم يُغْلَقْ مِنْهَا بَابُ وَيُنَادِي مُنَاٍد كُلَّ لَيْلَةٍ : يَا بَاغِيَ الخَيْرِ أَقْبِلْ وَيَا بَاغِيَ الشَّرِ أَقْصِرْ وِلْلَّهِ عتقاءُ مِنَ النَّارِ وَ ذلِكَ كُلَّ لَيْلَةٍ.

“Pada saat masuk awal malam dari bulan Ramadhan, dibelenggu (oleh Allah) syaithan-syaithan yang durhaka, ditutuplah pintu neraka serta tidak dibiarkan satupun dari pintu neraka yang dibuka, dibukalah pintu-pintu surga dan tidak dibiarkan satupun dari pintu surga yang tertutup. kemudian dipanggillah orang-orang dengan panggilan : “Wahai orang-orang yang mengharapkan kebaikan sambutlah (bulan ini dengan kebaikan) , wahai orang-orang yang mengharapkan kejelekan berhentilah (dari berbuat kejahatan & kejelekan)”. Hadits Hasan Riwayat Tirmidzi, Ibnu Majah, Ibnu Hibban, Malik, Baihaqi. Lihat Shahih Jami’ush Shaghir Juz. 1 Hal. 192-193.

Allah membebaskan hambanya dari api neraka pada setiap malam bulan Ramadhan. Dalam hadits yang lain Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Sallam bersabda :

إِنَّ لله تبَاَرَكَ وَتَعَالَى عتقَاءُ فِى كُلِّ يَوْمٍ وَلَيْلَةٍ -يَعْنِى فِى رَمَضَانَ - وَإِنَّ لِكُلِّ مُسْلِمٍ فِى كُلِّ يَوْمٍ وَلَيْلَةٍ دَعْوَةٌ مُسْتَجَابَةٌ

“Sesungguhnya kepunyaan Allah-lah hamba-hamba yang terbebas (dari api neraka) pada setiap hari dan malam -yaitu pada bulan Ramadhan-, dan sesungguhnya setiap muslim mempunyai do’a yang mustajab setiap hari dan malamnya”. (H.R. Al Bazzar. Lihat Shahih at Targhib wa at Tathib. Hadits No. 1002)

Kemudian beliau Shallallahu ‘alaihi wa Sallam bersabda :

مَنْ صَامَ رَمَضَانَ إِيْمَانًا وَاحْتِسَابًا غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِه ِوَمَنْ قَامَ رَمَضَانَ إِيْمَانًا وَاحْتِسَابًا غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِه

“Barangsiapa yang berpuasa pada bulan Ramadhan dengan dasar iman dan mengharap (pahala disisi Allah Subhanahu wa Ta’ala) niscaya diampuni dosa-dosa yang telah lampau, dan barangsiapa mendirikan shalat tarawih pada bulan Ramadhan dengan dasar iman dan mengharap (pahala) niscaya diampuni dosa-dosanya yang telah lalu”. (muttafaqun ‘alaihi)

Banyak disebutkan dalam hadits-hadits Nabi yang shahih dan ayat-ayat Al Qur’an Al Karim tentang keutamaan bulan yang mulia ini. Maka sepatutnya bagi seorang yang beriman memanfaatkan kesempatan emas ini (yang diberikan Allah kepada siapa saja yang menjumpai bulan Ramadhan). Maka hendaknya ia bersegera menuju ketaatan kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala dan berhati-hati dari perbuatan kejahatan, bersungguh-sungguh dalam menunaikan kewajiban yang dibebankan kepadanya. Terutama melaksa-nakan shalat wajib di masjid dengan berjama’ah, karena hal ini (yaitu shalat berjama’ah) merupakan tiang dari agama Islam dan merupakan kewajiban yang paling agung setelah dua kalimat syahadat.

Sebagaimana kita ketahui bersama bahwa bulan Ramadhan merupakan bulan jihad. Telah terjadi berbagai macam peristiwa peperangan pada bulan yang penuh berkah ini antara golongan yang haq melawan golongan yang bathil. Allah Subhanahu wa Ta’ala telah memberikan pertolongan pada hamba-hamba-Nya yang beriman dan menghinakan musuh-musuh (orang beriman) yaitu orang kafir.

Telah terjadi di bulan yang penuh berkah ini perang Badar Qubro pada tanggal 17 Ramadhan, dan (lihatlah) bagaimana Allah Subhanahu wa Ta’ala menurunkan Malaikat-Malaikat-Nya untuk memberikan pertolongan kepada Rasul-Nya. Maka dengan izin Allah Subhanahu wa Ta’ala sekelompok pasukan kecil terdiri dari hamba-hamba-Nya yang beriman dapat menghantam dan mengalahkan kelompok besar dari kaum kafirin.

Dan (lihatlah) bagaimana pula pasukan-pasukan Allah Subhanahu wa Ta’ala yang ditolong pada peperangan Ainu Jalut dengan pertolongan yang nyata, sedangkan jumlah mereka sedikit dibandingkan dengan jumlah musuh dari golongan orang-orang kafir bangsa Tartar, dan mereka (Tartar) ditimpa keruntuhan yang tidak pernah bangkit sesudahnya.

Allah Subhanahu wa Ta’ala mengatakan yang haq dan Dia-lah yang memberi petunjuk kejalan yang lurus, serta mencukupi segala sesuatu yang indah.



MANAJEMEN WAKTU

Bikin Rencana

Untuk mengatur waktu, Ayu terbiasa menuliskan apa saja yang harus Ayu kerjakan seminggu ke depan di kalender atau tempat-tempat yang mudah dibaca. Merencanakan kegiatan sangat bermanfaat untuk mencapai kesuksesan karena ada pepatah, “Gagal merencanakan berarti merencanakan gagal”. Siapa sih yang ingin merencanakan kegagalan? Semua orang pasti ingin sukses. Kesuksesan pun tidak bisa datang tiba-tiba kalau tidak pernah kita rencanakan.
Tentu saja selain itu kita harus punya tekad untuk mematuhi jadwal yang kita buat sendiri.



Kegiatan yang kita pilih sebaiknya juga seimbang, nggak cuma belajar saja tetapi juga nggak main melulu :-). Jangan juga terlalu kejam dalam membuat jadwal sampai-sampai nggak ada waktu untuk bergaul dengan teman atau untuk refreshing menyegarkan pikiran. Kita kan harus jadi remaja yang cerdas, gaul dan syar’i (promosi Nida banget ya). Kalau Ayu kadang suka jalan-jalan untuk refreshing tetapi biasanya punya target jam berapa harus sudah sampai rumah.

Selain membuat rencana mingguan, Ayu juga membuat target tahunan, target Ramadhan dan target liburan. Tujuannya sama, biar waktu yang kelihatannya panjang tapi sebenarnya singkat itu tidak kita lewatkan tanpa ada peningkatan.

Pilih-pilih kegiatan
Seringkali kita punya banyak keinginan untuk melakukan banyak hal. Sayangnya waktu yang kita miliki sangat sempit dan tidak memungkinkan kita untuk melakukan semua. Mau tidak mau kita harus memilih, memilah-milah dan menentukan prioritas kepentingannya. Memang bukan hal yang mudah, tapi bagaimanapun hidup ini kan harus memilih. Ada sebuah kata-kata bijak “Jangan duduk di dua kursi. Pilih salah satu saja atau kau akan terjatuh di tengah-tengah dan tidak mendapatkan dua-duanya”. Misalnya kalau kita mengerjakan pe-er fisika waktu pelajaran matematika pasti dua-duanya tidak bisa kita pahami (hehehe… pengalaman pribadi nih).

Whatever You Do, You Must Love It
Dengan berbagai kesibukan yang hampir tidak pernah berhenti (dari Senin sampai Senin lagi) tentu kadang bosan juga. Kalau bosan melanda padahal masih banyak yang harus kita lakukan, bolehlah kita berhenti sejenak. Luangkan sedikit waktu kita untuk beristirahat dengan mengerjakan hobi kita.

Beristirahat sejenak bisa mengubah kebosanan menjadi kekuatan. Kekuatan itu meyerupai suplai darah untuk aktivitas selanjutnya. Ayu jadi ingat yang dikatakan seorang tokoh dakwah Islam dari Kuwait, Syaikh Jasim Muhalhil Yasin. Ia menyebutkan bahwa istirahatnya seorang mukmin itu ibarat istirahatnya seorang pejuang. Di mana setelah istirahat, ia akan kembali menerjuni berbagai aktivitasnya seperti semula dengan kekuatan yang lebih prima.

Kalau setelah beristirahat masih juga tidak ada semangat, kita harus berusaha untuk memotivasi diri atau mengingat tujuan dan niat kita. Ayu suka mengatakan pada diri sendiri “Whatever you do, you must love it”. Anggap saja apa yang sedang kita kerjakan itu menyenangkan dan bisa menyenangkan orang lain (orang tua). Kalau kita mencintai apa yang kita kerjakan, kita akan lebih enjoy menjalankannya. Sesekali kita juga perlu memaksakan diri, jangan hanya menuruti rasa malas saja karena terkadang untuk menjadi baik itu memang harus dipaksa. Niat yang ikhlas dalam mengerjakan sesuatu juga bisa menjadikan jiwa kita kuat menghadapi kondisi apapun.
Mengatur waktu dengan baik itu sangat sulit maka kita harus punya komitmen kuat untuk menjadikan setiap detik yang kita miliki memberi manfaat bagi diri kita. seorang muslim.



"*^*" ARTIKEL BEBAS "*^*"

PD-P

Eits, jangan sewot dulu toh, kalo belum baca. Susah lo nemukan judul ini. Soalnya, tulisan di atas keluar dari hati nurani yang paling dalam. Pengalaman pribadi nih. Ciee...Bukan atuh. Udah ah, biar kamu semua ga penasaran, kita mulai aja ceritanya yach. Ayuk? Yuuuuk!!

Sobat, siapapun di dunia ini pasti butuh teman. Ga peduli siapa kamu. Cewek atau cowok. Semua sama, butuh rekan apalagi sahabat. Masih inget dengan lagunya Tommy Page yang judulnya “Shoulder to Cry On”. Mungkin seperti itulah sahabat sejati. Bisa jadi tempat untuk berbagi dan curhat sekalian. Ehem-ehem. Tapi yang kita maksud disini baik loh. Jangan negatif thinking dulu. Oke deh.

Teman sejati. Teman gaul. Atau bahasa inggrisnya Pear group atau Pear friend. Sedikit ataupun banyak pasti mempengaruhi diri kita. Karena yang namanya kebiasaan bisa nular loh. Bukan cuma latah ataupun virus flu burung. Hehe...Apalagi kita sering interaksi ama mereka. Wong reklame di tivi aja bisa ditiru terus mewabah. Apalagi ama rekan yang sering ketemuan ama kita. Bisa-bisa, kita ama rekan kita, ibarat pinang tak terbelah. Sama plek. Dilihat dari sudut manapun, ga ada bedanya. Yang ga identik cuma wajah dan bau badan. Hehe...

Nah sobat, gimana kita bisa mendapat teman yang sejati? Soalnya seringkali kita salah arti. kita memandang seseorang dari tampangnya, hartanya, atau segala bentuk fisik yang lain. Karena awalnya berasal dari hal yang temporer. Dan asas manfaat semata. Sehingga ga heran persahabatan yang udah dijalin, bisa berantakan begitu aja. Hanya gara-gara masalah sepele. Rebutan cowok atau pisahan gara-gara cewek, misalnya. Atau saling tuduh ga mau bayarin traktiran makanan di kantin. Kan sayang dong fren.

Ada pepatah, lebih mudah mencari musuh, daripada mencari teman. Kenapa? Kalo mau mencari musuh, gampang. Lihat aja orang yang pada seliweran di jalan. Panggil salah satu, tinggal diajak berantem aja. Tapi kalo mencari teman? Susyeh, bukan kepalang. Kita kudu ngerti sifat rekan itu tadi. Ember apa enggak. Kita juga harus paham aqidahnya. Beres apa belum. ga cukup sampe disitu. Kita juga kudu sering interaksi ama dia. Ngobrol kek. Curhat kek. Dialog kek. hingga salah satu dari kita, mengikuti jalan berpikir rekannya. Atau paling enggak ngerti ama rekannya tadi.

Nah sobat, artikel ini emang sengaja kita tulis, untuk ngingatkan kamu semua tentang arti Pear-friend. Supaya lagi-lagi kamu ga salah pilih teman. Bukan berarti kita pilih-pilih. Alias ga mau jadi teman kita yang lain. Maksud pilih teman disini, agar kita selektif, ga asal comot orang aja. Besar atau kecil, yang namanya persahabatan itu, terikat ama pribadi. Ga cuma asal ketemu, terus kenalan dan ngomong mau jadi teman. Halah. Kalo seperti itu, berarti kita kalah ama semut. Tiap ketemu temannya dia aja salaman. Hehehe,....

Sobat, yang namanya manusia, ga akan bisa hidup sendirian. Tetep diem manteng aja. Imposibble deh. So pilihlah aku jadi sobatmu...

PD-P (Please Deh-Pear)

Sebagai Pear-Friend untuk rekan kita, tentunya kita ga boleh asal berteman aja. Kita juga kudu menjadi Pear-Friend yang sebenarnya. Kalo kita ga bisa jadi sobat sejati? Please deh..jangan nyusahin rekan kamu. Bisa aja dia udah ngorbanin segalanya buat kamu. Misal beliin kamu Al Qur’an. Bayarin naik mikrolet, ngingatin kalo kamu kudu ngaji, de-el-el. Tapi kamunya malah cuek bebek. Asal kebutuhan primer terpenuhi. Kamu asik aja. Padahal kamu sendirinya punya hutang budi ama dia. Lama-kelamaan rekan kamu bakal sebel loh. Teman juga manusia. Jangan heran kalo nanti dia ga nganggep lagi kamu sebagai temannya.

Nah sobat, persahabatan yang sejati diawali dari keimanan. bukan dari yang lain. Masih ingat kisah Rasulullah Muhammad SAW dan Abu Bakar. Tahu kan, kenapa si Abu Bakar dapat julukan Ash Shiddiq alias yang dipercaya? Karena saat semua orang di sekitar Rasul ga percaya tentang kisah Isra’ dan Mi’roj beliau, maka Abu Bakar-lah yang pertama membenarkan. Di situlah fungsi teman.

Please deh Pear, kalo kita ga mau ngingatkan rekan kita saat dia berbuat salah dan dosa, berarti kita bukan teman sejati dia. Berarti kita rela rekan kita menikmati siksaan neraka nantinya. Ga mau nolong dia. Artinya kita senang bila rekan kita ga ngerti jalan kebenaran. Misal kita biarin aja teman-teman kita minum minuman keras. Atau membiarkan teman kita ga puasa. Atau memberi lampu hijau buat dia untuk pacaran. Maka sebenarnya kita senang dia berada di era kegelapan. Ga mau memberi cahaya penerang buat rekan kita. Apakah seperti ini teman sejati itu?

Padahal Allah SWT berfirman: “Dan orang-orang yang beriman, baik lelaki maupun perempuan, sebagian dari mereka menjadi penolong bagi sebagian yang lain. Mereka menyuruh mengerjakan yang ma’ruf dan mencegah yang munkar .”(QS. At Taubah: 71).

Ada lagi pepatah yang kurang lebih bunyinya sepeti ini. Mudah mencari teman untuk tertawa bersama, tapi susah untuk mencari teman untuk menangis bersama.

Please deh Pear, kamu bukanlah teman sejati kalo hanya mau menemani rekanmu di saat senang aja. Justru rekan kita lebih membutuhkan dirimu saat susah. Bila ortunya meninggal, membutuhkan dana, terkena bencana. Disanalah nuranimu sebagai teman bakal terketuk. Jangan ngaku jadi teman sejati kalo hal ini belum kamu lakukan. Iya toh.

Sobat, itu tadi cuma sedikit uraian tentang Pear-Friend. Meski sedikit, kita harap bisa jadi masukan buat sobat semua. Ingat loh jangan terjebak ama persahabatan semu, yang cuma ngandalin kekuatan materi doang. Soalnya hal itu ga akan bisa bawa kalian masuk ke dalam surga. Cuma persahabatan dengan iman yang bisa nuntun persaudaraan ke dalam jannah. Forever loh.

Memilih teman dan menjadikannya sahabat, perlu filter yang kokoh dan benar. Tentunya setelah mengkaji Islam, kamu pasti ngerti lebih banyak. Ya gitu deh